Kamis, 08 Januari 2009

Motivasi sang Komandan Batalyon Muslim

Adalah kunci kemenangan,tatkala manusia merindukan syahid dan menyerahkan jiwa kepada Allah. Bukankah jiwa raga merupakan titipan Allah? Wajar kiranya bila suatu saat titipan tersebut dikembalikan kepada yang memiliki. Allah berfirman:

"Kembalillah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya."(Al-Fajr:28)

Segala sesuatu pasti kembali pada asalnya. Allahlah Sang Pencipta jiwa. Maka, suatu saat jiwa pun harus kembali kepada-Nya. Allah berfirman dalam ayat perjanjian yang ditandatangani pada peperangan Badar, Uhud, Ahzab, Qadisiyah, dan Yarmuk:

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka, dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain Allah)? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (At-Taubah:111)

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

"Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya,sungguh aku ingin sekali berperang di jalan Allah sampai aku mati, kemudian aku dihidupkan lagi sehingga dapat berperang lagi kembali sampai mati; kemudian aku dihidupkan lagi sehingga dapat berperang lagi kembali sampai mati." (HR. Ahmad)

Melalui motivasi ini, Rasulullah menjadi Komandan Batalyon Muslim, memimpin umatnya dalam menyebarkan Islam dan meninggikan kalimat-Nya. Namun, pada hakikatnya perang disini bukan identik dengan perang fisik dengan persenjataan lengkap. Karena hakekat perang terbesar bagi manusia adalah berperang melawan kemunkaran. Inilah sebuah perjuangan hidup sang anak manusia dalam kerasnya hidup di dunia. Dan lewat hadits di atas, kita seolh diingatkn bahwa perjuangan ini amatlah panjang. Perjuangan ini selalu ada awal tapi tak pernah ada akhir. Wallahu a'lam bisshowab.


Sumber: Sil'atullah Al-Ghaliya; Fafirru Khifâfan wa Tsiqâlan karya Dr. A'idh Al-Qarni, M.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar