Sabtu, 14 Maret 2009

Ketika Cinta Berbuah Nangka

Dia nampak mengurung diri terus di kamarnya hari ini. Wajahnya kusut karena belum mandi. Entah karena malas atau memang ada hal yang membuatnya belum mandi juga, mungkin ga ada air di rumah,atau bisa jadi air PDAM emang lagi macet (Loh? Kok jd ngomongin ga jelas gini y?). Namun yang jelas wajahnya terlihat sangat sedih atau lebih tepatnya menyedihkan (he..ga dink!). Matanya nanar seolah tak kuasa menumpahkan air mata yg sudah dari tadi ia tahan. Dalam keadaan seperti itu,tanpa sadar ia berucap dengan penuh isak...
"Gila...ni novel kok critanya sedih banget ya...?"
Diratapinya dengan penuh penghayatan cerita dalam novel yang mengisahkan perjalanan hidup pasangan muda yang komitmen menikah di usia muda.
"Wah,hebat banget,ya,si Halimah ini. Aku pengin deh seperti dia yang bisa jadi istri setia. Tapi apa ada cowok yang mau langsung meminangku tanpa pacaran? Ah...sudahlah! Ini kan cuma novel...."

Wah,wah,wah! Pembaca yg budiman, nampaknya tokoh kita yang satu ini udah keranjingan cerita novel nih.... Ia mulai membayangkan seandainya benar-benar ada pangeran yg tiba-tiba datang mempersuntingnya. Akan tetapi di saat itu juga tiba-tiba HPnya berbunyi karena ada sms masuk sehingga membuyarkan lamunannya itu.

'Assalamualaikum Dinda, U udh shlt isya lom? Bsk da PR g? Lez qlat!'

"Duh,si Rojali...ga tau ada orang lagi menghayati novel apa ya...? Perasaan saban hari smsnya itu-itu melulu..." gerutunya kemudian.

Sejurus kemudian, Dinda dengan cepatnya membalas sms itu.

'Waalaikumsalam sdr Rojali yg sy hrmti. Alhmdlillah q udh shlat. N mslh PR, sbnrX bsk da PR fska. Tp U g ush bgg cz bdsrkn info yg q dpt, kmgknn gru2 bsok mo pda ikt kondangan k sunatanX pa Somad. Eh,mksdX anakX pa Somad. Jd g da plajaran deh!'

Keesokannya di sekolah,ternyata kabar yang diterima itu benar. Hal ini membuat Dinda jadi ngerasa ge-er karena apa yang ia prediksikan benar-benar terjadi. Tiba-tiba Rojali menghampirinya.
"Din,thanks ya atas infonya! Eh,tar sore belajar bareng yuk!"ajak Rojali.

"Ah,loe Li...Aku salut ama loe.Jarang-jarang loh anak SMA seumuran kita yang ngajakin belajar bareng kaya loe. Paling kebanyakan ngajakinnya nonton," ucap Dinda.

"Emang kenapa? Ga boleh ya?" balas Rojali.

"Ya boleh lah...Siapa juga yang ngelarang? Ok,gue iku. Tapi pulangnya jangan malam-malam ya!"

"Ok deh kalo kaya gitu. Ntar aku ngajakin temen-temen lainnya juga ya!" jawab Rojali sambil meninggalkan Dinda.

Sorenya mereka belajar di rumah Rojali bersama membahas tugas fisika yang diberikan di sekolah. Andi si bintang kelas nampak antusias menjelaskan materi fisika. Demikian juga dengan Dinda, ia tak kalah antusiasnya karena ternyata Rojali menyuguhkan banyak makanan untuk teman-teman.

Sepulang dari sana, Dinda merasa ada sesuatu yang tidak biasa di rumah. Sesampainya di ambang pintu ibunya menyambutnya dengan air muka yang cerah. Terakhir,Dinda melihat air muka yang seperti itu saat ibunya memenangkan undian jalan santai berupa 1 set piring cantik berikut sabunnya. Ada apa ya? Di dalam juga sepertinya ada tamu.

"Assalamualaikum Bu,Dinda pulang! Ngomong-ngomong di dalam ada siapa Bu? Tamu ya Bu?"

"Oh...Waalaikumsalam. Dinda, sini kamu Nak!" ujar ibu sambil segera menarik tangan Dinda menjauh dari ambang pintu.

"Ibu ini kenapa sih? Aneh banget ih... Orang Dinda nanya bukannya dijawab malah ditarik-tarik kaya' kambing gini. Sebenernya ada apa sih Bu?"

"Bentar dulu Nak! Sini, dengerin dulu kata-kata ibu!" ucap ibu setengah berbisik.

"Gini Din,tadi pagi ayah kamu bertemu haji Zaenudin di warung. Kamu tau Nak, ayahmu dan haji Zaenuddin udah berteman lama. Dan hari ini ayahmu dan haji Zaenuddin ingin memulai sebuah ukhuawah baru diantara kalian," lanjut ibu.

"Jadi? Maksudnya apa Bu? Emangnya hubungannya ama Dinda apa?"tanya Dinda ikut-ikutan memelankan suaranya.

"Haji Zaenuddin bermaksud..."

"Haji Zaenuddin bermaksud menjodohkan anaknya dengan kamu..."

"Hah?! Apa?? Jadi Dinda mau dijodohkan dengan cowok yang Dinda ga kenal?? Tidak....!" timpal Dinda setengah tak percaya.





< Bersambung dulu yah . . . >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar